Perkembangan teknologi digital dalam beberapa tahun terakhir telah menghadirkan perubahan besar di berbagai sektor, termasuk industri kreatif. Kemunculan kecerdasan buatan (AI), terutama teknologi generatif, telah menciptakan dinamika baru dalam proses produksi konten. AI tidak lagi dipandang sekadar alat otomatisasi, melainkan mesin kreatif yang mampu mempercepat proses kerja, memperkaya eksplorasi ide, dan bahkan membuka model bisnis baru. Namun, pertanyaannya adalah: apakah kehadiran AI akan menjadi ancaman bagi para kreator atau justru menjadi peluang untuk berkembang?
Isu ini dibahas secara mendalam oleh Hembang Nugraha (38), CEO PT Bie Multi Kreasi (bieproduction.com), dalam program Corporate Insight BeritaSatu TV. Sebagai rumah produksi yang bergerak dalam jasa video company profile, TVC, video promosi, animasi, hingga pembuatan jingle dan mars, Hembang berada di posisi strategis untuk melihat langsung bagaimana AI mempengaruhi dunia kreatif.
AI Sebagai Pendorong Efisiensi, Bukan Pengganti Kreator
Dalam wawancara tersebut, reporter mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana perusahaan memanfaatkan kemajuan teknologi, termasuk artificial intelligence, untuk mengembangkan bisnis mereka. Menanggapi hal ini, Hembang memberikan pandangan tegas:
“AI bukanlah sebagai ancaman melainkan tools yang memudahkan untuk memberikan peluang bagi para pelaku kreatif dalam mengekplorasi ide gagasan original namun dapat dikembangkan kembali dari sudut pandang yang berbeda melalui AI.”
Baginya, AI merupakan alat bantu yang memberi ruang lebih luas bagi kreator untuk mengolah ide. Dengan teknologi ini, proses kreatif menjadi lebih cepat tanpa mengurangi nilai orisinalitas. Para pekerja kreatif, kata Hembang, justru diberi “kesempatan baru” untuk mengekplorasi karya mereka melalui perspektif yang lebih variatif.
Dampak Positif AI dalam Produksi Multimedia

Hembang menjelaskan bahwa pemanfaatan AI dalam ranah multimedia memberikan sejumlah keuntungan nyata yang dapat dirasakan langsung oleh para pelaku industri. Mulai dari efisiensi, konsistensi kualitas, hingga skalabilitas produksi.
Berikut dampak positif yang ia paparkan:
- Percepatan pekerjaan rutin seperti trimming otomatis, color grading awal, noise removal, transkripsi, hingga subtitle otomatis sehingga editor bisa fokus pada storytelling.
- Prototyping cepat, pembuatan script draft, storyboard, moodboard, hingga variasi visual yang bisa dihasilkan dalam hitungan menit.
- Skalabilitas & personalisasi, memungkinkan pembuatan banyak versi konten untuk segmen berbeda tanpa memulai produksi dari nol.
- Kualitas teknis lebih stabil berkat koreksi warna otomatis, stabilisasi, sinkronisasi audio, dan pengecekan kualitas berbasis AI.
- Inovasi layanan baru, seperti content-as-a-service, paket personalisasi video, micro-content, hingga virtual production dengan biaya lebih terjangkau.
Semua poin tersebut menunjukkan bahwa AI tidak hanya membuat pekerjaan lebih cepat, tetapi juga memperluas potensi layanan yang bisa diberikan rumah produksi kepada klien.
Apakah Peran Kreator Akan Tergeser?
Pertanyaan klasik yang selalu muncul adalah Peran AI dalam Industri kreatif rumah produksi, Ancaman atau peluang ? Banyak pihak beranggapan bahwa kecanggihan AI berpotensi menggantikan pekerjaan yang selama ini membutuhkan sentuhan kreatif. Namun, Hembang memberikan gambaran berbeda berdasarkan praktik nyata di lapangan.
Ia menegaskan bahwa AI justru membantu pekerjaan kreator, bukan menggantikannya. Beberapa contoh konkret ia sebutkan:
- Transkripsi & subtitle otomatis yang menghemat jam kerja manual.
- Auto-cut atau smart cut yang membantu menyusun rough cut.
- Pembersihan audio dan noise removal untuk hasil rekaman yang lebih bersih.
- Color grading berbasis AI yang menghasilkan tampilan konsisten.
- Pembuatan aset generatif seperti grafis, B-roll, hingga musik.
- Asisten script dan A/B caption testing untuk mendukung efektivitas konten.
Dengan kemampuan tersebut, AI telah menjadi “rekan kerja digital” yang mempercepat alur produksi.
Outlook Industri Kreatif: Manusia Tetap Menjadi Sumber Inspirasi Utama
Hembang juga memberikan pandangan jangka panjang mengenai posisi manusia dalam Industri kreatif ” Production House” Jasa Video Company Profile, terutama di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan.
Ia menyampaikan dengan penuh keyakinan:
“Dalam dunia kreatif, manusia tetap menjadi sumber utama gagasan, imajinasi, dan sentuhan emosional yang melahirkan sebuah mahakarya. Kreativitas manusia bukan sekadar merangkai elemen visual atau kata-kata, tetapi menyampaikan makna, nilai, serta emosi yang beresonansi jauh lebih dalam.”
Ia menegaskan bahwa AI tidak memiliki pengalaman, intuisi, dan perspektif emosional yang menjadi inti dari karya kreatif. Karena itu, kecerdasan buatan tidak dapat menggantikan esensi kreator hanya mendukung prosesnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan:
“AI hanya berperan sebagai tools yang memperkuat kemampuan kreator, bukan merampasnya. Kolaborasi antara kecerdasan manusia dan kecanggihan teknologi justru membuka peluang lebih besar untuk melahirkan karya yang lebih inovatif, efisien, dan berdampak.”
AI Membuka Peluang Baru bagi Pelaku Kreatif
Melalui pemaparan Hembang Nugraha, terlihat jelas bahwa AI bukanlah ancaman bagi industri kreatif, melainkan katalis yang mendorong evolusi cara berkarya. Kreativitas manusia tetap menjadi pusat, sementara AI membantu memperluas batas eksplorasi dan efisiensi.
Bagi rumah produksi di Indonesia, pemanfaatan AI secara strategis dapat membuka peluang baru, meningkatkan produktivitas, dan menghasilkan karya berkualitas tinggi tanpa menghilangkan sentuhan manusia yang selalu menjadi jiwa dari industri kreatif.


